Marco Calasan 9 tahun, Teknisi Sistem Microsoft Termuda di Dunia


Seorang anak laki-laki bernama Marco Calasan dan berusia 9 tahun asal Makedonia disebut-sebut sebagai anak jenius setelah ia menjadi teknisi termuda sistem Microsoft di dunia, mengantongi empat sertifikat dari Microsoft, dan menulis sebuah buku tentang Windows 7 setebal 312 halaman.

Marco yang dikenali dengan rambut panjang ikalnya dan bertindik adalah seorang anak jenius di bidang komputer. Marco mengatakan, ia biasanya menghabiskan waktu selama empat jam dalam sehari duduk di depan komputer namun kadang-kadang hingga 10 jam lebih. Tak hanya itu, Marco juga mengajar di lab komputer miliknya sendiri di mana para siswanya adalah anak-anak usia 8 hingga 11 tahun. Laboratorium itu memiliki 15 komputer yang disiapkan oleh Kementerian Pendidikan.

Mau tahu kelebihan lainnya? Ia mampu bercakap dalam tiga bahasa dan sedang mempelajari bahasa yang keempat. Ia juga membangun sebuah jaringan yang mampu melakukan streaming video dengan kualitas terbaik di Makedonia di mana pemerintah setempat tidak mampu melakukannya.

Akhir bulan ini, ia juga akan ke Montenegro untuk mempertunjukkan sebuah presentasi dalam sistem IPTV. Otak Marco memang luar biasa. Menurut Profesor Elena Achkovska-Leshkovska dari Professor Elena Achkovska-Leshkovska, ia sempat mengetes kemampuan Marco saat ia berusia 7 tahun. Ia menemukan kemampuan otaknya berada di atas usia 12 tahun. Hal menarik lainnya, ia memiliki emosi dan bersosialisasi yang luar biasa pula. Suatu hal yang biasanya tidak dimiliki anak-anak yang memilik bakat-bakat tertentu.

Bersertifikat Microsoft Certified Systems Administrator (MCSA).

Kehebatan anak 9 tahun

Di usia masih belia, Marco Calasan, 9, memiliki prestasi luar biasa. Bocah jenius asal Macedonia ini merupakan insinyur sistem Microsoft termuda di dunia. Ia memegang empat sertifikat Microsoft dan menulis buku 312 halaman tentang Microsoft’s Windows 7. Microsoft adalah perangkat lunak komputer paling terkenal di dunia.

Pada usia enam tahun, Calasan mendapatkan pengakuan sistem administrasi pertamanya dari Microsoft, gelar yang sulit didapat bahkan oleh seorang insinyur komputer yang ahli. Pemerintah Macedonia pun mengizinkannya untuk tidak datang ke sekolah secara rutin. Saat ini Marco bekerja sebagai pengendali sistem administrasi di sebuah lembaga non-profit yang membantu orang-orang cacat. Ia juga mengajar pengetahuan komputer dalam bahasa Inggris menggunakan streaming video.

Calasan bersekolah di SD Blaze Koneski di Macedonia. Seperti bocah lainnya, ia memiliki senyum khas anak-anak. Ia berambut keriting panjang sebahu yang dikuncirnya. Calasan kini menciptakan program IPTV, yaitu sistem jaringan pengiriman. Ia juga menjelaskan bagaimana ia bisa mengalirkan video kualitas tinggi ke seluruh Macedonia dan menyediakan jasa layanannya. Saat berbicara, kata “Microsoft” selalu muncul dalam setiap kalimatnya, sekaligus menegaskan jika bocah ini terobsesi dengan kreasi Bill Gates, pendiri Microsoft. Usia yang muda ternyata tak membuat Calasan menjadi sosok yang tidak sabaran. Ia justru tidak seperti bocah-bocah seusianya yang temperamental. Ia ramah, tenang dan mau menjelaskan kembali istilah-istilah komputer yang rumit.

Calasan tidak memandang dirinya sebagai bocah yang spesial dan diberi bakat luar biasa. “Saya hanyalah anak-anak biasa seperti yang lainnya. Saat saya bermain dengan teman-teman, saya akan melupakan seluruh pengetahuan mengenai komputer dari kepala saya,” ujarnya sembari tersenyum.Calasan bisa berbicara dengan tiga bahasa, termasuk Inggris dengan fasih, dan saat ini tengah mempelajari bahasa asing keempat.

Profesor Elena Achkovska-Leshkovska dari Institut Psikologi di Skopje, pernah melakukan tes pada Calasan ketika ia berusia tujuh tahun. Ia menemukan jika otak Calasan beroperasi seperti bocah di atas usia 12 tahun, yang memiliki tingkat emosional dan sosial yang tinggi. Sebuah anugerah yang jarang ditemukan pada anak-anak seusianya.

Selama Calasan diwawancarai CNN, ibunya, Radica menemaninya dengan setia. Ibu muda ini dengan bangga melihat aktivitas putranya.Bulan lalu, Radica divonis menderita kanker payudara. Ia tinggal selama seminggu di rumah sakit guna menjalani operasi pengangkatan tumor. Dan setibanya di rumah, Calasan telah mencetak lebih dari 200 halaman mengenai informasi pengobatan kanker payudara dan diet makanan yang harus dijalani Radica agar sembuh total

Comments