Ada Batu Mirip Orang Salat di Pagaralam


Liputan6.com, Pagaralam: Sebuah batu peninggalan purbakala menggemparkan warga Dusun Selibar di Pagaralam, Sumatra Selatan, Ahad (18/4). Batu megalit berupa seorang laki-laki seperti sedang salat ditemukan di areal persawahan di dusun yang terletak di Kelurahan Selibar, Kecamatan Pagaralam Utara.

"Batu megalit yang berukuran tinggi sekitar 30 sentimeter, dengan lebar 40 cm, dengan lokasi ditemukan berjarak satu kilometer dari Dusun Selibar. Dan berada di tengah sawah dengan kondisi sebagian sudah tertimbun tanah," kata Wimsi, salah seorang warga, seperti dikutip Antara.

Ia mengatakan, patung batu itu berbentuk seorang laki-laki duduk seperti sedang melakukan salat dengan mengarah posisi mukanya ke puncak Gunung Dempo dan matahari terbenam. "Saat ditemukan, kondisi permukaan batu sudah banyak tertimbun tanah, dan hanya sebagian kecil saja masih terlihat," katanya.

Lebih jauh Wimsi mengatakan, batu itu hanya beberapa sentimeter saja muncul ke permukaan tanah. Namun, guratan wajah dan bagian kepala masih dapat terlihat dengan jelas.

"Kami mengetahui jika batu ini merupakan peninggalan nenek moyang, kebetulan waktu itu ada seseorang bermimpi menceritakan ada kekuatan pada batu tersebut. Namun baru berencana akan mengambilnya, seseorang tersebut sudah jatuh sakit hingga hampir meninggal dunia. Setelah kejadian itulah, warga Dusun Selibar termasuk pemilik sawah tidak berani mengganggu batu tersebut," tutur Wimsi.

Ia mengatakan pula, warga sekitar tempat ini mengatakan batu manusia sedang salat selain terlihat seperti orang sedang duduk tahiyat, arahnya juga ke kiblat. Konon, lanjut Wimpi, orang yang mau memindahkannya langsung sakit.

Terkait penemuan itu, Ketua Tim Balai Arkeologi Palembang, Sumsel, Kristantina Indriastuti mengatakan, sekalipun warga mengatakan mirip orang sedang salat, batu itu merupakan arca menhir. Ditaksir, peninggalan purbakala ini berumur sekitar 2.000 Sebelum Masehi (SM).

"Kami sudah melihat mulai dari bentuk dan kondisinya memang arca menhir, jadi bukan patung orang salat seperti yang dikatakan warga setempat. Apalagi pada waktu itu kehidupannya masih belum mengenal agama seperti sekarang, sehingga tidak mungkin menggambarkan seseorang sedang salat, kemudian di sekitar lokasi juga terdapat tetralith dan tempat persembahan," ucap Kristantina.

Comments