Aktivasi Otak Tengah Anak Perlu Diteliti


YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Aktivasi otak tengah pada anak-anak perlu diteliti terkait adanya anggapan dengan mengaktifkan otak ini dapat membuat seorang anak menjadi jenius, kata psikolog anak Rumah Sakit Umum Pusat dr Sardjito Yogyakarta Indria Laksmi Gamayanti.
Menurut Indria, tumbuh kembang dan perilaku anak tidak dapat diubah secara instan, apalagi dapat membuat anak menjadi jenius. Ia mengatakan, aktivasi otak tengah tidak dapat secara instan membuat anak menjadi jenius atau berpotensi dibandingkan anak yang otak tengahnya belum diaktifkan.

"Perlu dikaji terlebih dahulu konsep seorang anak dikatakan jenius itu seperti apa, dan terminologi pengaktifan otak tengah harus dipaparkan dengan jelas," katanya di Yogyakarta, Sabtu (28/8/2010).

Ia mengatakan, perkembangan anak adalah sebuah proses, jadi tidak bisa secara instan diubah dalam waktu singkat dan cepat.

"Hingga saat ini belum ada penelitian tentang hal tersebut apakah dengan diaktifkannya otak tengah pada seorang anak dapat menjamin yang bersangkutan dapat menjadi jenius serta berpotensi," katanya.

Menurut dia, dengan dilakukanya penelitian yang lebih mendalam dan melibatkan para pakar, tentunya dapat mengetahui sebenarnya aktivasi otak tengah itu apakah menjamin terhadap tumbuh kembang dan pola pikir anak atau tidak.

Ia mengatakan, cara-cara yang dilakukan saat ini dalam proses pengaktifan otak tengah harus dibuktikan terlebih dahulu.

"Pada umumnya hal-hal yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pengaktifan otak tengah, yaitu memberikan sugesti dan motivasi kepada seorang anak untuk mengerjakan sesuatu, menciptakan keadaan relaksasi yaitu anak dibawa dalam keadaan yang tenang tanpa beban serta tanpa takut dalam melakukan sesuatu," katanya.

Laksmi mengatakan, hal tersebut baik dilakukan untuk anak sehingga dapat membantu proses pertumbuhan pola pikir anak, tetapi akan lebih baik jika dilakukan penelitian terlebih dahulu terhadap hal itu.

Menurut dia, aktivasi otak tengah yang sekarang banyak dilakukan lembaga pengembangan anak hanya sebagai tren bisnis semata. "Dunia pendidikan anak sebenarnya tidak bisa dicampuradukkan dengan dunia bisnis," katanya.

Comments