Hati-Hati Jika Perbaiki Laptop di Tukang Reparasi


Mungkin lain kali jika menyerahkan laptop atau harddisk kepada teknisi atau reparasi komputer, harus lebih berhati-hati.

Sebuah study yang dilakukan oleh The Ponemon dari 636 profesional teknologi informasi yang menggunakan layanan data recovery atau memiliki knowledge soal hal tersebut, ditemukan sebanyak 83 persen responden mengatakan telah kehilangan data sensitive mereka. Sedangkan 19 persen lainnya mereka mengaku telah mem-backup data ketika mereka meminta data recovery.

Hasil survey Ponemon juga menunjukkan bahwa adanya hubungan ‘terputus’ antara perusahaan akan pentingnya masalah keamanan recovery data dan tindakan untuk pencegahannya. Lebih dari 80 persen responden menyatakan bahwa keamanan harusnya menjadi hal utama ketika memilih perusahaan yang akan menangani recovery data.

Namun, hanya 22 persen responden yang mengatakan bahwa mereka merasa layanan recovery data sudah aman. Setengah dari responden mengatakan bahwa staf keamanan IT mereka sudah ikut terlibat dalam pemilihan reparasi yang akan melakukan recovery data.

Sedangkan 40 persennya tidak memiliki policy untuk keamanan recovery data, termasuk hanya mengirim harddisk tanpa data personal atau semua data personal yang sudah dienkripsi, ke layanan recovery data tersebut.

“Banyak perusahaan yang berfokus kepada firewall ataupun control perimeter dan tidak mengindahkan persoalan simple seperti ini. User biasa memegang seluruh asset rahasia perusahaan, dan terkadang tak sadar begitu saja menyerahkan seluruh data kepada orang asing.

Kebanyakan perusahaan mempercayakan data mereka ke pihak ketiga tanpa rasa kekhawatiran, namun semua resiko ini adalah nyata.” ungkap Larry Ponemon, CEO Ponemon.

Comments