Saat Pria Tak Sadar Memulai Pertengkaran


Jika selama ini kaum hawa selalu dituding sebagai penyulut pertengkaran, Anda salah! Pasalnya, pria pun bisa menjadi aktor di balik kondisi tersebut. Hanya saja, banyak kaum adam yang tidak sadar melakukannya.

Bagaimana pria secara tak sadar memulai pertengkaran? Cara paling lazim digunakan pria untuk memulai pertengkaran adalah dengan meremehkan perasaan atau sudut pandang wanita. Kaum pria tidak menyadari sikap meremehkan ini bisa menyulut emosi wanita.

"Misalnya. seorang pria menganggap enteng perasaan-perasaan negatif seorang wanita. Ia mengatakan, 'Ah, jangan merisaukan hal itu.' Bagi pria lain, ungkapan ini akan kedengaran bersahabat. Tapi bagi wanita yang menjadi pasangan intimnya, ungkapan tersebut tidak berperasaan dan menyakitkan hati," kata John Gray PhD dalam buku Men are from Mars, Women are from Venus.

Dr Gray mengatakan contoh lain, pria barangkali berusaha menyelesaikan kekecewaan wanita dengan mengatakan, "Ah, itu bukan masalah besar." Kemudian ia memberikan pemecahan praktis untuk kesulitan tersebut, dengan harapan istrinya akan merasa lega dan bahagia. Padahal, hal ini bisa berakibat fatal. Lho, kok bisa?

"Pria tidak memahami bahwa wanita merasa diremehkan dan tidak didukung. Wanita tak dapat menghargai pemecahan dari pria, sampai pria mengiyakan kebutuhannya untuk marah. Contoh paling umum adalah, saat pria membuat marah wanita. Sesuai nalurinya, ia ingin membuat si wanita merasa lebih enak dengan menjelaskan mengapa si wanita seharusnya tidak marah. Dengan yakin pria menjelaskan bahwa ia mempunyai alasan yang sangat rasional, logis, dan baik untuk tindakannya. Ia tidak mempunyai bayangan bahwa sikap ini membuat wanita merasa seolah-olah ia tidak berhak marah. Saat pria menjelaskan sikapnya, wanita merasa si pria tidak menaruh perhatian akan perasaan-perasaannya," jelas konseler hubungan pasutri dari Amerika itu.

Agar dapat mendengarkan alasan-alasan lain dari pihak pria, Dr Gray menyarankan agar pria mendengarkan alasan-alasan mengapa si wanita marah.

"Pria harus menunda penjelasannya dan mendengarkan dengan penuh pengertian. Setelah pria mulai menaruh perhatian terhadap perasaan-perasaan wanita, wanita pun merasa didukung," paparnya.

Menurut Dr Gray, perubahan pendekatan ini memerlukan latihan. Tapi dapat dicapai. Biasanya, saat wanita menyampaikan perasaan-perasaan kecewa, frustasi, atau keresahannya, setiap sel di dalam tubuh pria secara naluri menanggapi dengan sederetan penjelasan dan pembenaran yang dirancang untuk menghilangkan perasaan-perasaan marah wanita itu.

"Pria tak pernah bermaksud memperburuk masalahnya. Tapi dengan memahami bahwa reaksi-reaksi otomatis ini tidaklah produktif, pria dapat melakukan perubahan. Berkat kesadaran yang makin besar dan pengalaman-pengalaman tentang apa yang cocok bagi wanita. Pria dapat melakukan perubahan ini," tutup Dr Gray.(nsa)

Comments