Class of 1992: Benih Kejayaan Setan Merah

MELAHIRKAN seorang bintang sepak bola saja adalah perkara sulit. Jika mampu melahirkan bintang dalam satu kelas atau angkatan, itu berarti sangat luar biasa. Sekolah sepak bola Manhcester United (MU) pernah melakukannya. Pada awal 1990-an, akademi MU memiliki murid-murid yang penuh bakat dan berkelas.

Betapa tidak, angkatan tersebut dihuni oleh benih-benih berkualitas yang kelak menjadi bintang-bintang besar di jagad sepak bola. Juga, menjadi kunci sukses Setan Merah (julukan MU). Sebut saja David Beckham, Nicky Butt, Keith Gillespie, Ryan Giggs, Robbie Savage, Paul Scholes dan sebagainya. Mereka sudah menebar pesona, meski masih berwajah imut.

Angkatan itu akhirnya melegenda dengan sebutan Class of ‘92 . Sebab, pada tahun itu mereka menunjukkan kehebatannya di pentas Piala FA Junior. Nicky Butt dkk tampil memukau dan menghajar Crystal Palace 6-3 di final. Untuk ketujuh kalinya (waktu itu, Red) MU menjuarai Piala FA Junior dan itu sebuah rekor tertinggi.

Dibangun sejak 1930-an, sekolah sepak bola Manchester United (MU) memang terkenal bagus. Banyak bintang besar yang lahir dari gemblengan akademi itu. Meski tak mengharamkan pembelian pemain asing, tapi MU sangat menghormati lulusan akademinya.

Klub ini bahkan punya filosofi, “Pemain yang kamu ciptakan akan lebih baik daripada pemain yang kamu beli.” Karena itu, akademi ini terus melahirkan bintang-bintang besar sepanjang sejarahnya. Sebelum melahirkan Class of ‘92 , akademi ini sudah mencetak Duncan Edwards, George Best, Bobby Charlton, Mark Hughes.

Bahkan pada era 1950-an, mereka juga memiliki satu angkatan yang berkualitas. Sebagai contoh Bobby Charlton, Duncan Edwards, Harry Gregg, Roger Byrne, Geoffrey Bent, dsb. Sayang, sebagian dari mereka harus tewas dalam kecelakaan pesawat di Muenchen. Padahal, tim yang dijuluki Busby Babes ini diramal bakal merajai Liga Champions 1957-58.

MU tak perlu terlalu larut dalam kesedihan. Sebab 30 tahun kemudian, klub ini kembali melahirkan angkatan yang bisa dibanggakan. Class of ‘92 dinilai menyamai kelas Busby Babes. Sekumpulan bakat yang lahir dalam satu era yang kelak mampu melahirkan kebesaran bagi MU.

SENJATA UTAMA FERGIE

Fenomena Class of ’92, juga tak lupu dari perhatian manajer MU, Sir Alex Ferguson. Bahkan pelatih asal Skotlandia ini menilai Nicky Butt dkk adalah aset yang sangat berharga dan bakal menjadi senjata utama timnya.

Benar saja, pada musim 1994-95, Ferguson mulai berani memanfaatkan angota Class of ‘92 . Ini memang saat yang tepat. Para pemain junior itu sudah mulai matang, sementara Eric Cantona dihukum 8 bulan karena menendang suporter dan Mark Hughes sering cedera. Pada musim 1995-96, anggota Classs of ’92 makin banyak yang ditarik ke tim senior. Mereka masing-masing David Beckham, Paul Scholes, Nicky Butt, Gary Neville, Phil Neville, dan Ryan Giggs.

Tindakan Fergie – panggilan akrab Ferguson – itu sempat dikritik mantan pemain Liverpool yang juga komentator BBC, Alan Hansen. “Anda tidak akan memenangkan apa-apa di musim 1995-96 kalau mengandalkan anak-anak,” sindir Hansen kepada Fergie.

Ferguson tak peduli dengan kritikan itu. Dia merasa lebih tahu dari siapa pun tentang potensi Nicky Butt dkk. Menurutnya, mereka akan menjadi senjata utama MU dalam meraih banyak gelar.

“Sudah sangat jelas, bakat-bakat para pemain anggota Class of ’92 sangat luar biasa. Mereka sudah menunjukkan kemampuannya di kompetisi junior. Teknik dan gaya permainannya sangat spesial,” jawab Fergie waktu itu.

Fergie tak salah. Keyakinannya terhadap para pasukan baru itu ternyata bukan tanpa alasan. Sebab, hampir semua pemain memberi pengaruh besar terhadap permainan MU. Gary Neville menjadi bek kanan yang luar biasa. Tangguh dan berani maju membantu serangan. Sedangkan Nicky Butt langsung nyetel dan menjadi gelandang yang kreatif. Paul Scholes menjadi gelandang serang yang sangat aktif dan produktif.

Di sektor sayap, MU malah sangat istimewa dan dianggap terbaik. Sebab di sisi kanan ada David Beckham yang memiliki umpan mematikan. Dia tak butuh banyak gocek, tapi umpannya sering menjadi assist. Di sisi kiri ada Ryan Giggs yang menambah ketajaman serangan MU. Gocekannya sangat hebat dan penetrasinya sulit dihentikan lawan.

Hasilnya, MU meraih double winners pada musim 1995-96: juara Premier League dan Piala FA. Sejak itu, Class of ‘92 menjadi andalan MU. Mereka bahkan menjadi pilar kejayaan klub ini di era 1990-an. Selain double winners di musim 1995-96, mereka juga mampu menambah 5 gelar Premier League, 1 Piala FA, 1 Liga Champions, dan 1 Piala Interkontinental.

Prestasi paling bersejarah tentu pada musim 1998-99. David Beckham dkk menorehkan catatan emas. MU menjadi klub pertama yang mampu meraih treble winners dengan menjuarai Premier League, Piala FA, dan Liga Champions.

“Kualitas para anggota Class of ‘92 menjadi salah satu kunci kesuksesan manajemen saya. Jika menjadi manajer seperti saya, Anda harus memiliki tim dengan kualitas seperti itu,” jelas Fergie.

Tak bisa dipungkiri, sukses terbesar MU dalam sejarahnya mmang terjadi di masa manajemen Fergie. Tak bisa dielakkan juga, salah satu sukses Fergie berkat pasukan Class of ‘92 . Karena kualitas mereka, MU mampu meraih banyak gelar.

Meski kini tinggal Gary Neville, Paul Scholes, dan Ryan Giggs yang masih berada di MU, tapi Class of ‘92 tetap melegenda. Mereka akan tetap dicatat sebagai salah satu tonggak sejarah besar Setan Merah. (HPR)

Fakta Class of ‘92
Nama resmi: Manchester United Junior
Pelatih: Eric Harrison
Skuad: Kevin Pilkington (kiper), Gary Neville, Phillipe Neville, Chris Casper, John O’Kane, Keith Gillespie, David Beckham, Rabbie Savage, Ben Thornley, Nicky Butt, Paul Scholes, Simon Davies, Ryan Giggs, Colin McKee,George Swtzer
Prestasi: Piala FA Junior 1992

Comments