Monyet Hidung Pesek dari Myanmar



Seekor monyet berhidung pesek jenis baru ditemukan di bagian utara kawasan hutan Myanmar, kawasan hutan yang terancam habitatnya oleh penebangan hutan liar dan proyek pembangunan waduk yang akan dilakukan China. Spesies baru itu diberi nama Rhinopithecus strykeri.

Monyet yang ditemukan ini memiliki ekor yang panjang, warna tubuh yang hitam, daun telinga putih, dan jenggot yang juga berwarna putih. Yang unik dari monyet ini adalah kebiasaannya bersin saat hujan sebab selain hidungnya yang pesek, lubang hidungnya pun menghadap ke atas.

Thomas Geissmen, salah satu peneliti yang berasal dari Universitas Zurich-Irchel, menyatakan, "Ini adalah hal baru dalam ilmu pengetahuan. Sangat tidak biasa menemukan monyet yang memiliki karakteristik lain daripada yang lain di daerah seperti ini."

Para ilmuwan mengungkapkan, monyet-monyet itu memiliki ciri yang berbeda dengan monyet berhidung pesek lain yang berada di China dan Vietnam. Mereka memperkirakan, ada antara 260 dan 330 monyet berciri serupa yang hidup di area hutan yang luasnya mencapai 27 km persegi itu.

Melihat kondisi habitatnya, peneliti mengatakan bahwa monyet-monyet itu berada dalam ancaman. "Ancaman perburuan akan meningkat dalam setahun ke depan seiring rencana pembangunan dam dan pembabatan hutan yang terjadi," ungkap para ilmuwan itu di American Journal of Primatology bulan ini.

Berkaitan dengan kondisi habitatnya, Frank Momberg dari Flora Fauna International yang terlibat dalam penelitian ini mengatakan, "Masa depan dari si monyet pesek ini tergantung pada China." Selama ini, monyet banyak diburu untuk dimanfaatkan daging, bulu, dan organ tubuhnya untuk dijadikan obat.

Peneliti mengungkapkan kemungkinan kerusakan lingkungan yang bisa terjadi akibat pembangunan waduk. Selain merusak ekosistem si monyet, pembangunan waduk yang disertai pembuatan jalan baru dan penebangan dalam jumlah besar dapat berakibat pada erosi daerah aliran sungai (DAS) sehingga akan mengurangi fungsi waduk itu sendiri.

Atas dasar konsekuensi itu, peneliti meminta China melakukan analisis dampak lingkungan terkait dengan pembangunan waduk itu. Tujuannya adalah menyelamatkan monyet yang saat ini sudah dalam kondisi terancam punah itu. Sebagai informasi, rencananya waduk akan dibuat di Sungai Irrawady, Myanmar, oleh China Power Investment Corporation.

Comments