Inilah Kota Besar yang Hancur Akibat Resesi



Krisis keuangan global pada akhir 2000-an, yang kerap disandingkan dengan periode Great Depression, telah meruntuhkan perekonomian dunia. Kota-kota besar di Amerika, Eropa bahkan Dubai ternyata terimbas paling besar.

Brookings Institution, organisasi nirlaba kebijakan publik yang berbasis di Washington DC, merilis hasil yang komprehensif mengenai kota metropolitan dengan perekonomian terburuk, selama dan sesudah resesi global.

Hal ini menyambung temuan Dana Moneter Internasional yang mengungkapkan output ekonomi global yang tumbuh 3,2% secara tahunan dari 1993-2007, kembali anjlok 2% dari 2008 ke 2009. Sebuah pemulihan ekonomi yang sulit pun saat ini sedang berlangsung.

Dalam penelitian ini, dipelajari data-data ekonomi, seperti pertumbuhan pendapatan dan lapangan kerja selama 1993-2010 pada 150 kota-kota besar di 53 negara.

Kota-kota metropolitan dipilih, karena secara ekonomi terintegrasi antara kota, daerah pinggiran, dan daerah pedesaan. Selain karena memiliki pusat aktivitas bernilai tinggi ekonomi di negara masing-masing di seluruh dunia, kota-kota ini membentuk dasar fundamental ekonomi nasional dan internasional.

Alhasil, pemahaman mengenai posisi sebelum, selama dan setelah resesi, memberikan bukti penting pergeseran yang muncul dalam lokasi ketahanan ekonomi global dan pertumbuhan masa depan.

Misalkan saja, untuk kota metropolitan berperingkat terburuk ditempati Amerika, Dubai, Athena dan Dublin. Tingginya pengangguran di zona euro yang mencapai level tertinggi dalam 12 tahun, menjatuhkan kota-kota di kawasan Eropa. Berikut 15 besar kota yang paling hancur.

Pascaresesi, Dublin, Irlandia, adalah kota metropolitan terburuk. Pertumbuhan pendapatan tahunan saat ini mencapai -4,4% dan pertumbuhan lapangan kerja tahunan -2,6%. Tingkat pertumbuhan Dublin sebelum resesi mencapai 6. Selama resesi jatuh ke 144, sebelum akhirnya anjlok ke 150.

Dublin sebelumnya adalah salah satu kota terpanas, berkat pertumbuhan perumahan dan rendahnya pajak korporasi. Sekarang, sektor perumahan menjadi sumber masalah dan Irlandia tercekik dengan utangnya. Setelah bailout, Irlandia terikat pada program penghematan yang justru mengancam terbaginya negara.

Tidak ada yang menyangka kalau posisi kedua terburuk ditempati oleh Dubai, Uni Emirat Arab. Dubai Dream meletup pada akhir 2009, ketika perusahaan investasi berdaulat tersebut mengatakan perlu menegosiasikan kembali hutangnya. Sejak itu investor telah melarikan diri, dan harga rumah terus anjlok.

Saat ini, pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar -7,8% dan pertumbuhan lapangan kerja tahunan 1,1%. Tingkat pertumbuhan Dubai berada di level 2 sebelum resesi. Namun, selama resesi jatuh ke 97, dan akhirnya terjerembab di level 149.

Sedangkan tiga kota besar di Spanyol, masuk dalam 10 besar kota terburuk pascaresesi. Barcelona, di posisi 148 (ketiga terburuk), Valencia di posisi 145 dan Madrid di posisi 142. Tingkat pertumbuhan Barcelona berada di 35 sebelum resesi. Saat ini, pertumbuhan pendapatan tahunan Barcelona mencapai -2,4% dan pertumbuhan lapangan kerja tahunan mencapai -2.5%.

Tidak jauh berbeda dengan Valencia, dimana pertumbuhan pendapatan tahunan saat ini mencapai -1,9% dan pertumbuhan lapangan kerja tahunan -2,4%. Valencia berada di garda depan gelembung perumahan Spanyol. Tingkat pengangguran yang tertinggi, dimana terbesar di sektor konstruksi dan mengempisnya sektor pariwisata, menjadi katalisnya.

Madrid menjadi kota ketiga yang terpuruk di Spanyol, didukung harga rumah yang melonjak. Sekarang gelembung telah muncul dan Spanyol berjuang dengan penganguran lebih dari 20% yang terus naik.

Dua kota besar di Yunani juga terimbas resesi, yakni Thessaloniki yang menempati posisi ke 147 dan Athena di posisi 141. Athena adalah salah satu kota terpanas sebelum resesi. Datangnya krisis melumpuhkan keuangan Yunani, dan memaksa negara tersebut menerima bailout dan pemotongan sektor publik besar-besaran. Thessaloniki seperti Athena, hanya lebih buruk. Kota pesisir ini sebelumnya diburu untuk perumahan, dan menjadi korban dari crash.

Amerika juga tidak ketinggalan menjadi korban resesi. Tiga kota metropolitannya, seperti Las Vegas (posisi 146), Atlanta (139) dan Indianapolis (137) turut terpuruk. Sin City Las Vegas memiliki pasar perumahan terburuk di Amerika dan membukukan pengangguran tertinggi. Seluruh kota tergantung pada pariwisata, yang telah anjlok berkat resesi.

Indianapolis kehilangan lapangan pekerjaan lebih dari dua tahun terakhir,bahkan melebihi Detroit dan kota lain di AS yang memulai pemulihan yang lambat. Sedangkan pertumbuhan Atlanta yang bertahun-tahun didorong gelembung perumahan, telah runtuh selama resesi, dan makin memburuk.

Johannesburg, Afsel juga mencatatkan imbas resesi yang besar. Johannesburg terganggu masalah demografi, dengan angka pengangguran total 27%, kebanyakan dari usia muda.

Ini adalah salah satu area di negara berkembang yang memiliki pemulihan ekonomi yang lambat. Tingkat pertumbuhan Johannesburg menduduki peringkat 54 sebelum resesi, jatuh ke 116 selama resesi dan akhirnya 143.

Comments