Para Pemegang Nomor ’9′ Di Arsenal FC Yang Ketiban Jadi Ban Serep


Beberapa orang menyatakan bahwa angka ’9′ itu merupakan angka keberuntungan.
Meskipun begitu, ini ternyata tidak mutlak berlaku di dunia sepakbola; terutama di klub liga Inggris, Arsenal FC. Di Arsenal, para pemegang nomor ’9′ biasanya ketiban peran jadi “ban serep” — atau, paling bagus, tinggal selama beberapa musim saja. Para Pemegang Nomor ’9′ di Arsenal FC sejak musim 1998/1999.

1. Nicolas Anelka

Pemain yang satu ini sempat menjadi pahlawan di lini depan Arsenal, terutama sejak pensiunnya striker legendaris Ian Wright. Memegang nomor 9 pada usia 17 tahun, Anelka terkenal dengan penyelesaiannya yang tenang di depan gawang, terutama ketika berhadapan satu-lawan-satu dengan kiper lawan. Ciri khasnya adalah tendangan pelan menyusur tanah ke arah yang tak terjangkau kiper lawan.

Di akhir musim 1998/1999, pemain asal Prancis ini muncul sebagai top-scorer Tim Gudang Peluru dengan 17 gol; kalah satu gol di bawah Michael Owen dan Jimmy Floyd Hasselbaink. Sayangnya, prestasi ini tidak diiringi dengan akhir yang mulus.

Belakangan, ia diisukan memiliki hubungan yang kisruh dengan dua pemain asal Belanda, Dennis Bergkamp dan Marc Overmars. Anelka sendiri sempat menuduh bahwa kedua pemain tersebut sengaja mengabaikannya dan tidak memberikan pass yang memadai.

Akhirnya, ia pindah ke klub Spanyol Real Madrid pada akhir musim tersebut. Ini terjadi setelah sebelumnya ia terlibat perkara legal mengenai statusnya di Arsenal. Saat itu, pihak Madrid mendekatinya secara pribadi, di bawah kontrak, tanpa memberitahu petinggi Arsenal.

Menjelang bergulirnya musim 2007/2008, ia diisukan akan kembali ke Arsenal, selepas hengkangnya Thierry Henry ke Barcelona. Meskipun begitu, rumor tersebut berakhir ketika Arsenal memutuskan membeli Eduardo Alves da Silva dari klub Eropa Timur, Dinamo Zagreb — dan, dengan demikian, mengakhiri kemungkinan bahwa dirinya akan kembali ke Arsenal.

2. Davor Suker

Selepas kepergian Anelka, Arsenal mencari seorang finisher sebagai penggantinya. Pilihan jatuh pada striker senior asal Kroasia, Davor Suker. Top-scorer Piala Dunia 1998 ini dianggap mampu mendukung lini depan Arsenal bersama dengan Dennis Bergkamp dan Nwankwo Kanu.

Untung tak dapat diraih, harapan ini tidak begitu berhasil terwujud. Suker memang sempat mencetak delapan gol bersama Arsenal musim 1999/2000. Akan tetapi, ia gagal mendekati pencapaian Anelka di posisi top-scorer Liga Inggris musim sebelumnya. Dibandingkan dengan Anelka yang mencetak 17 gol, perolehan Suker masih kurang dari setengahnya.

Sebagai pemain, Suker sempat membawa Arsenal menuju Final Piala UEFA tahun 2000, menghadapi tim asal Turki Galatasaray. Sayangnya, di final yang diakhiri adu penalti itu, ia menjadi salah satu algojo yang gagal, bersama dengan Patrick Vieira. Adu penalti berakhir dengan skor 4-1; dan Piala UEFA pun terbang ke Turki.

Suker akhirnya pindah ke sesama klub asal London di Liga Utama Inggris, West Ham United, pada musim berikutnya.

3. Francis Jeffers

Dibeli dari Everton awal musim 2001/2002, Jeffers tampaknya mewarisi kekurangberuntungan dari pemegang nomor ’9′ yang sebelumnnya. Ia tidak pernah benar-benar menjadi starter tetap di tim asuhan Arsène Wenger.

Postur tubuhnya yang tinggi, didukung dengan usia yang (waktu itu) baru 20 tahun, seolah menunjukkan kemampuannya sebagai calon striker andal — terutama dalam duel udara. Sayangnya, saat itu Thierry Henry mulai menunjukkan kelasnya sebagai penjebol gawang kelas wahid; mengakibatkan jatuhnya posisi utama ke pemain asal Prancis tersebut.

Jeffers kemudian dipinjamkan ke klub lamanya, Everton, selama musim 2003/2004; dan dilego ke Charlton Athletic setelah masa peminjamannya berakhir.

4. Jose Antonio Reyes

Tidak ada yang tidak mengesankan di awal kedatangan Reyes di London Utara. Ditransfer dengan harga 10 juta poundsterling dari klub Spanyol Sevilla, bintang muda ini mulai menunjukkan kelasnya pada pertandingan Piala FA tahun 2004. Pada saat itu, ia mencetak dua gol untuk membawa Arsenal menang 2-1 atas klub rival sekota, Chelsea. Salah satunya sendiri adalah sebuah gol indah; berupa sebuah tendangan pisang kaki kiri dari luar kotak penalti.

Meskipun begitu, Reyes tak berapa lama bertahan di Inggris. Ia kesulitan beradaptasi dengan suasana kota London, dan merasa lebih nyaman bermain di Spanyol — walaupun begitu, dia sendiri mengakui bahwa London adalah kota yang menyenangkan dengan fans yang simpatik.

Awal musim 2006-2007, Reyes dipinjamkan ke Real Madrid, dengan catatan Arsenal juga mendapat pinjaman striker Julio Baptista selama satu musim. Satu musim berlalu; dan tampaknya Madrid tertarik untuk memboyong Reyes. Ia diisukan tidak betah di Arsenal, dan akan dipinang oleh Real Madrid.

Selama dua tahun di Arsenal, Reyes telah bermain sebanyak 69 kali dan mencetak 16 gol.

5. Julio Baptista

Inilah pemain yang datang dari Real Madrid, bersamaan dengan dipinjamkannya Jose Antonio Reyes ke klub negeri matador tersebut. Selama di Arsenal, Baptista lebih banyak tampil bersama barisan pemain muda asuhan Wenger — di antaranya Cesc Fabregas, Gael Clichy, dan Mathieu Flamini — terutama pada laga-laga khusus semacam Piala Liga Inggris dan Piala FA.

Sempat terhambat beberapa waktu untuk beradaptasi, Baptista mulai menunjukkan kelasnya ketika Arsenal mengalahkan Liverpool 3-6 di ajang Piala Carling (a.k.a Piala Liga Inggris), bulan Januari 2007. Dalam pertandingan itu, ia mencetak empat gol sekaligus. Selain itu, Baptista juga sempat menjadi pahlawan Arsenal pada pertandingan Piala Liga menghadapi Tottenham Hotspur — di mana pada saat itu ia mencetak dua gol untuk membawa Arsenal menang 2-1.

Sayangnya, di akhir musim, pihak manajemen Arsenal tak tertarik untuk memberinya kontrak permanen. Baptista akhirnya kembali ke Real Madrid, tepat di akhir musim 2006/2007.

6. Eduardo Alves da Silva (alias Dudu)

Eduardo da Silva, pemain asal Brazil yang membela timnas Kroasia yang telah merumput di Liga Inggris bersama Arsenal harus mengalami masa pahit di awal musimnya. Cedera patah tulang kaki serius yang dialaminya setelah ditebas Martin Taylor, pemain asal Birmingham City. Dudu bermain 61 kali bersama Arsenal dan mengoleksi 20 goal.

Comments