Kepala Kantor Departemen Agama Parepare Syafaruddin Nurdin mengungkapkan, telah beredar buku kumpulan doa-doa yang menyesatkan di Parepare. Disebutkan, buku tersebut berjudul ‘Rahasia Do'a - Do'a Yang Dikabulkan’ karangan Hanan El-Khouri yang diterbitkan oleh Tunas Isai Jakarta.
Sampul buku tersebut didominasi warna kuning,serta strip warna hijau di bagian atas dan bawah sampul. Buku yang telah beredar di Parepare sejak sebulan lalu itu, adalah terbitan 2004,dengan ketebalan 101 halaman. Syafaruddin menyebutkan, pihaknya telah menerima laporan dari delapan warga mengenai keberadaan buku tersebut.“
Mereka berjanji akan membawa buku tersebut ke Kantor Depag Parepare,” kata Syafaruddin. Namun hingga saat ini pihaknya baru menerima empat eksemplar buku.Lebih lanjut dijelaskan, cetakan pada halaman 1–15 pada buku tersebut berisi lafal doa-doa yang dikenal dalam agama Islam. Namun pada halaman 17–101,meski berisi lafal doa-doa yang bertuliskan huruf Arab, ternyata isinya merupakan kutipan dari kitab Injil.
“Jadi pada halaman 17–101 itu, ada lafal Do'a yang hanya bertuliskan huruf Arab saja.Ada juga yang bertuliskan Arab dan terjemahan dalam bahasa Indonesia. Setelah diteliti,ternyata isinya merupakan kutipan dari kitab Injil,”kata dia. Lebih lanjut, Syafaruddin mengaku, tidak mengetahui secara persis tujuan dari oknum yang mengedarkan buku tersebut.Namun dia pastikan,hal itu merupakan salah satu upaya untuk menyesatkan warga yang beragama Islam.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Parepare Muis Kabry mengaku telah mengetahui informasi peredaran buku tersebut. Bahkan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Kantor Depag Parepare, terkait masalah itu.
“Dalam rapat yang berlangsung Kamis (18/03) lalu,diputuskan bahwa buku tersebut dapat membingungkan dan menyesatkan umat muslim,” kata Muis Kabry.
Selain itu, buku tersebut juga dianggap dapat memecah-belah persatuan antar umat beragama di Parepare. “Kami minta kepada warga untuk melapor, jika menemukan buku tersebut dan tidak mengamalkan isinya.Dalam waktu dekat, MUI dan Depag akan melakukan koordinasi dengan kepolisian dan kejaksaan untuk melakukan penyelidikan terkait masalah ini,” kata dia.
Mantan Ketua STAIN Parepare itu juga menjelaskan,tidak mengetahui secara persis jumlah eksemplar buku yang telah beredar di Parepare. Dia juga tidak mempunyai informasi di daerah mana saja buku tersebut diedarkan.Namun dia memperkirakan,buku tersebut telah lama beredar.
Sementara itu,Ketua KPPSI Parepare Ali Imran yang dihubungi harian Seputar Indonesia (SI) mengaku tidak mengetahui perihal peredaran buku tersebut.Namun dia mengaku sangat kaget dengan informasi tersebut. Dikatakan juga, hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk menyusupi ajaran agama Islam.Ali juga menyebutkan, pihaknya siap membantu pemerintah untuk mengumpulkan informasi terkait peredaran buku tersebut.
Kasat Reskrim Polresta Parepare AKP Gany Alamsyah juga mengaku belum mengetahui informasi terkait hal itu.Mantan Kapolsek Tallo Makassar itu juga mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan dari pihak mana pun terkait peredaran buku tersebut. “Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait, dan juga menunggu laporan dari warga. Kalau dibawa ke ranah pidana, ini merupakan delik penghinaan terhadap agama.Tapi kita lihat dulu bagaimana perkembangannya,”kata dia.
Sebelumnya Sudah beredar di Daerah lain
Akhir tahun 2009 buku tersebut beredar Di Medan,Isi buku 120 halaman ini tidak jelas dan menyesatkan akidah umat Islam. Ustadz Syahrul, Ketua Ikatan Dakwah Indonesia Cabang Medan Marelan, mengatakan, jamaah pengajiannya di Medan Marelan membeli buku “Rahasia Do'a-Do'a Yang Dikabulkan” di sebuah toko, karena mengira buku ini adalah bacaan umat Islam.
Di dalam buku ini, jelasnya, ternyata setelah halaman sampul ada disebutkan judul bukunya rahasia doa-doa yang dikabulkan, doa-doa pengikut Isa Al-Masih. Pada buku ini banyak mengutip ayat-ayat Al-Qur’an. “Jadi apa kaitannya surat-surat di dalam Al-Qur’an ada dalam buku rahasia doa-doa dikabulkan pengikut Isa Al Masih, anehnya lagi ada ayat kursi. Ini kan salah besar dan menyesatkan,” imbuhnya, Jumat (11/12 /09).
Hal ini, paparnya, telah meresahkan umat muslim khususnya yang ada di Medan Marelan. Sebab, buku-buku yang menyesatkan terus beredar, bahkan sistem penjualannya berada di pasar dan dari rumah ke rumah. Tentunya, sistem inilah yang bisa dikhawatirkan merusak dari ajaran Islam yang ada. Karenanya, ia meminta aparat untuk menindak penulis dan penerbit buku tersebut.
“Kami berharap agar aparatur penegak hukum segera bertindak terhadap penulis dan penerbitnya,” pintanya.
Misi kristiani yang meresahan umat Islam di Medan Marelan itu juga mendapat sorotan tajam dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Medan. Salman Alfarisi, Ketua Dewan Syariah Daerah (DSD) DPD PKS Kota Medan, mendapat banyak laporan warga atas penyebaran buku Kristen berkedok Islam itu.
Salman merinci, buku ini sangat tidak jelas peruntukannya, sekilas seperti buku Islam, karena terdapat idiom-idiom Islam dan pengutipan ayat-ayat Al-Qur’an. Namun dengan pencantuman kalimat “Doa-doa Pengikut Isa Al-Masih” pada halaman depan, terkesan bahwa buku itu adalah bacaan Kristen.
Atas dasar itulah Salman menyebut buku tersebut sebagai buku penyesatan aqidah yang berdampak langsung pada hubungan Islam dan Kristen, bila peredaran buku tersebut dibiarkan. Untuk itu, pihaknya meminta aparat untuk melarang dan menarik buku ini dari peredaran, serta menindak tegas penulis dan penerbitnya. Kepada para ulama dan tokoh agama, Salman meminta agar buku ini diharamkan bagi umat muslim.
Beredar sejak lima tahun lalu di Aceh
Ternyata, penyebaran buku Doa Makbul di Medan itu bukan hal baru. Jauh sebelumnya, bulan Agustus 2005 tahun lalu, buku Kristenisasi berkedok Islam ini sudah menggegerkan sebagian warga Aceh. Aceh yang sudah ditimpa bencana tsunami dahsyat yang menewaskan seratus ribu jiwa lebih, harus ditambah lagi dengan bencana akidah melalui penyebaran buku “Rahasia Doa-doa Yang Dikabulkan.”
Menurut Heri Jauhari, relawan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang bertugas di Aceh sebulan setelah terjadinya gempa dan tsunami 26 Desember 2004, buku tipuan Kristen itu beredar luas dari tangan ke tangan kepada para korban bencana. Buku itu berasal dari NGO dan yayasan Kristen yang datang ke Nangroe Aceh Darussalam dengan kedok menyalurkan bantuan untuk masyarakat Aceh. Buku doa makbul buatan Kristen itu disebarkan bersamaan dengan pembagian obat gratis yang bertuliskan I Love Jesus.
Pernyataan itu diperkuat oleh data yang dimiliki Syahdan, seorang kader PKS di Desa Tungkop, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar. Sepengetahuannya, buku itu disebarkan oleh Yayasan Kreasi yang berkantor di Desa Limprok, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar.
Liciknya Kristenisasi Berkedok Islam
Buku berjudul “Rahasia Do'a-Do'a Yang Dikabulkan” banyak meperdaya kaum awam. Tak sedikit umat Islam yang membeli buku ini karena mengira buku itu sebagai buku tuntunan ibadah islami.
sepandai-pandai meramu bahasa, tapi yang namanya doktrin ketuhanan tidak bisa ditutupi, karena kekafiran dan ketauhidan adalah dua hal yang jauh berbeda dan tak dapat dicampuraduk
Mereka terkecoh dan mengira buku ini sebagai bacaan Islam, karena tampilan buku ini penuh dengan idiom-idiom Islam.
Pada sampul depannya terdapat kaligrafi khat Arab “Ya robbi,” yang ditulis oleh Hanan El-Khouri. Pada halaman judul, disebutkan bahwa buku tersebut diterbitkan oleh Tunas Isai, setting dan layout dikerjakan oleh El-Quds Comp. Istilah-istilah Islam pun berjejal dalam buku setebal 120 halaman tersebut, misalnya: alhamdulillah, allohumma, ya robbi, Allah Ta’ala, dll.
Pengelabuan lainnya, Hanan menerjemahkan istilah teologi Kristen menjadi istilah-istilah Arab, misalnya: Yesus diterjemahkan menjadi Sayyidina Isa Al-Masih, Yesus juru selamat penebus dosa seluruh dunia diterjemahkan menjadi Mukhalishul-‘Alam, Injil Yohanes diterjemahkan jadi Bisyarah Yahya, dll.
Umat Islam awam semakin percaya buku itu sebagai bacaan Islam, karena dalam buku tersebut banyak dikutip ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain: Al-Fatihah, An-Nas, Al-Falaq, Al-Ikhlas, Al-Baqarah, Al-A’raf, As-Sajdah, Al-Mu’min, Ar-Ra’d, dll.
Perhatikan muqadimah buku tersebut: “Alhamdulillah, dengan mengucap syukur ke hadhirat Allah semata-mata, yang telah melimpahkan ni’mat dan karunia-Nya sehingga buku kecil berjudul Rahasia Do'a-Do'a Yang Dikabulkan ini dapat terbit” (halaman iii). Luar biasa islami!
Berikutnya, pada bab I (hlm. 1-15) buku ini secara khusus memaparkan makna doa yang digali dari ayat-ayat Al-Qur’an, bahwa doa itu membuka komunikasi untuk mendekatkan diri (taqarrub) dan mengingat (dzikir) kepada Allah serta mengagumi kebesaran dan kekuasaan-Nya (hlm. 2).
Kemudian Hanan mengutip doa-doa Al-Qur’an lengkap dengan nas Arab, transeliterasi dan terjemahannya, antara lain: surat Al-Fatihah 1-7, surat Al-Alaq 1-5, surat Al-Falaq 1-5, surat Al-Ikhlas 1-4 dan surat An-Nas 1-6, surat Al-Baqarah 255 dan doa dalam hadits Shahih Bukhari. Hanan memuji doa-doa tersebut dengan kalimat yang sangat indah: “Dan lebih penting lagi, doa-doa tersebut sangat indah dan bermakna universal, sehingga bisa dijadikan teladan oleh semua orang” (hlm. 3). Sampai di sini pun belum nampak identitas kekristenan buku itu.
Tapi, sepandai-pandai meramu bahasa, tapi yang namanya doktrin ketuhanan tidak bisa ditutupi, karena kekafiran dan ketauhidan adalah dua hal yang jauh berbeda dan tak dapat dicampuraduk. Kekristenan buku Rahasia Doa-doa Yang Dikabulkan mulai nampak pada ujung bab I diakhiri dengan dua buah kaligrafi bertuliskan “Al-mahabbatu hiya takmiilun-naamuus” (Kasih adalah kegenapan hukum agama) yang diambil dari Bibel, surat Paulus kepada Jemaat di Roma pasal 13 ayat 10.
Kekristenan buku ini nampak terang pada Bab II berjudul “Rahasia Doa-doa yang Makbul dalam Injil” (hlm. 17–35). Pada halaman 33-4 ditulis sbb:
“Sebelum kita memanjatkan permohonan untuk kepentingan hidup kita, lebih dahulu wajiblah kita mengucap syukur kepada-Nya karena rahmat dan ni’mat-Nya. Dan yang lebih penting lagi, kita memohon pengampunan atas dosa-dosa kita melalui syafa’at Isa Al-Masih. Jadi, kalau kita berdoa dalam nama Sayyidina Isa Al-Masih, Kalimatullah Al-Hayat (Firman Allah yang Hidup), dia berkenan menjadi pengantara bagi kita, dan memberikan syafaat atas dosa-dosa kita di hadapan Allah Yang Maha Adil” (hlm. 33-34).
Itulah inti ajaran buku ini, yaitu menggiring pembaca secara perlahan agar mohon pengampunan dosa melalui Yesus Kristus, karena dialah satu-satunya pribadi yang dalam doktrin Kristen diyakini sebagai orang yang dapat menebus dosa manusia dengan darah kematiannya di tiang salib.
Dari sini, nampak jelas bahwa kutipan ayat-ayat Al-Qur’an dalam bab I itu dipuji-puji untuk diselewengkan sebagai alat pembenaran terhadap doktrin Kristen tentang dosa waris dan penebusan dosa. Itulah liciknya Kristenisasi
Comments
Post a Comment