Banyak pasangan yang memutuskan bahwa dalam suatu hubungan tidak boleh ada rahasia. Pasangan yang lain mengatakan, suami atau istri tetap boleh memiliki privacy, sehingga sedikit rahasia tak akan menyakitkan. Asal, rahasia itu bukan sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan atau keutuhan hubungan. Tidak harus selalu berhubungan dengan perselingkuhan, bisa juga yang berkaitan dengan keuangan, narkoba, atau problem lainnya.
Maka, jika Anda mendapati tiga tanda di bawah ini terjadi pada pasangan, cobalah untuk mulai mengamati pola perilakunya. Jangan lengah, tetapi jangan pula terlalu menaruh curiga. Perilakunya yang berbeda dari biasanya bisa menjadi "alarm" untuk Anda yang selama ini penasaran, seberapa banyak pasangan berbagi dengan Anda.
1. Ia terus-menerus menyebutkan teman perempuannya yang belum pernah Anda temui. Di satu pihak, hal ini bisa saja terjadi jika ia memang populer di kalangan teman-temannya. Di pihak lain, kemungkinan ia juga cukup banyak menghabiskan waktunya dengan perempuan-perempuan lain (khususnya yang namanya sering disebut). Ia merasa bersalah, karena itu ia menceritakan sebagian dari pengalamannya itu pada Anda. Sedikit saja, karena detail apa yang dilakukannya bersama Saski, Ninta, atau teman-teman yang lain, tentu tak akan disampaikannya.
2. Ia jadi sangat responsif terhadap telepon masuk, SMS, instant messaging, atau e-mail. Semua aktivitas ini sekarang bisa dilakukan sekaligus pada perangkat teleponnya. Tanpa pasangan menyimpan rahasia saja, melihat si dia sibuk terus dengan perangkatnya sudah bikin kita kesal. Apalagi jika ternyata si dia menunggu-nunggu pesan dari seseorang yang tidak Anda harapkan. Ketika Anda sedang tidak bersamanya, dan telepon atau SMS Anda tidak dibalas hingga berjam-jam, Anda pasti langsung curiga bukan? Tetapi jangan langsung memberondongnya dengan pertanyaan seperti, "Kok enggak nelepon balik? Kamu kemana aja?" Pertanyaan seperti ini hanya akan membuat berusaha membentengi diri. Amati bagaimana pola perilakunya, dan bicaralah padanya jika memang ada perubahan drastis pada dirinya.
3. Tidak menepati janji. Si dia mungkin mengatakan, "Besok makan siang bareng, ya!" Kenyataannya, ia baru menelepon menjelang larut malam. Ia bilang akan menelepon kembali, tetapi ternyata tak menelepon sampai akhirnya Anda yang menghubunginya. Umumnya pria memang tidak cermat mengelola waktunya, tetapi tidak ada alasan untuk tidak memberitahu ketika ia tidak bisa menepati janjinya. Jika tidak memberitahu, ia akan membuat Anda menunggu tanpa kepastian. Bila ia mengatur waktu namun tidak menjadikan Anda prioritas (pada saat ia seharusnya menemui Anda), Andalah yang harus mulai berbicara padanya.
Comments
Post a Comment