Merasa sudah melupakan mantan setelah berbulan-bulan tidak menghubunginya, tetapi ketika melihat fotonya lagi, Anda pun merasa ada rasa hampa dan ribang yang amat sangat. Hmm...tenang, Anda masih tergolong "normal", kok. Sekelompok peneliti dari Rutgers University mencoba melakukan hal yang sama pada beberapa responden pria dan wanita yang pernah merasakan patah hati. Ketika para responden menunjukkan foto mantan kekasih para responden tersebut, tiba-tiba terjadi peningkatan aktivitas di bagian otak yang juga akan merespon dengan ketergantungan kokain dan rokok.
Hal ini bisa menerangkan mengapa Anda masih merindu si mantan seberapa pun Anda mencoba untuk maju dan melupakannya. Penulis dalam studi tersebut, Helen E. Fisher, antropolog biologi di universitas tadi sekaligus penulis Why Him? Why Her?: How to Find and Keep Lasting Love, mengungkap, "Cinta dan romantisme adalah sebuah adiksi yang sangat kuat ketika segalanya berjalan dengan indah, dan akan menjadi hal yang sangat menyakitkan dan buruk ketika segalanya berjalan dengan tidak sesuai harapan".
Para peneliti tersebut percaya, bahwa reaksi otak kita terhadap penolakan cinta sebagai sebuah tujuan evolusi, yakni membantu kita untuk memenangkan kembali pasangan yang terhilang. Namun, bukanlah hal yang mudah untuk menghadapi hati yang terasa hancur berkeping-keping.
Ketika Anda putus hubungan, dan Anda adalah pihak yang ditinggalkan, Anda akan merasa sangat putus asa. Bahkan melakukan tindakan-tindakan yang seakan-akan mengikuti si dia, seperti mengecek laman Facebook atau Twitter-nya.
Kabar baiknya, Fisher dan timnya menemukan bahwa seiring waktu berlanjut sejak perpisahan, aktivitas di bagian otak tadi yang berkaitan dengan memori yang terkait dengan hal menyakitkan tadi lama-kelamaan akan berkurang. Memang benar kata nasihat orangtua yang mengatakan, waktu yang bisa menyembuhkan.
Bagian otak yang berhubungan dengan emosi, pembuatan keputusan, dan evaluasi menunjukkan aktivasi ketika para partisipan ditunjukkan foto mantan kekasih mereka. Hal ini mengindikasikan bahwa ketimbang tenggelam di dalam kenestapaan, sebagian orang akan mengevaluasi hubungan yang pernah dilewati bersama si mantan itu. Ini adalah hal yang baik untuk membantu Anda maju dan menghindari patah hati di masa depan. Jika Anda ingin mempercepat penyembuhan patah hati Anda, Fisher menyarankan agar Anda membuka diri dan membicarakan perasaan Anda kepada orang lain ketimbang berusaha keras membujuk si mantan untuk rujuk kembali.
Comments
Post a Comment