Ada banyak faktor yang menyebabkan insomnia atau kesulitan tidur. Selain faktor psikis, seperti stres atau depresi, insomnia juga terkait dengan pengaruh hormon estrogen dan progesteron. Itu sebabnya perempuan lebih sering mengalami gangguan tidur dibandingkan dengan laki-laki.
Ada perempuan yang mengalami insomnia menjelang menstruasi, sebagian lagi mengeluh sulit tidur saat memasuki usia menopause. Menurut penjelasan Dr.dr.Nurmiati Amir, Sp.KJ (K) dari RSCM Jakarta, menjelang masa menopause produksi estrogen mulai menurun. Hal ini membuat sebagian besar perempuan lebih sering terbangun di malam hari karena rasa jantung berdebar atau timbul keluhan rasa panas di dada (heartburn).
Pada hamil juga terjadi perubahan-perubahan hormon yang bisa mengganggu tidur. Selain juga karena rahim yang membesar dan mendesak kandung kemih sehingga perempuan hamil sering terbangun di malam hari untuk berkemih.
Pada perempuan, selain faktor hormonal, gangguan tidur juga sering terjadi karena stres psikis. Sebut saja masalah dengan pasangan, persoalan pekerjaan, urusan anak, putus cinta, hingga masalah keuangan. Secara statistik, perempuan lebih sering mengalami hal ini, mungkin karena perempuan memang lebih sensitif.
Menurut dr.Nurmiati, penurunan fungsi kognitif pada perempuan menopause yang mengalami insomnia lebih buruk dibandingkan dengan insomnia pada laki-laki. Itu sebabnya insomnia harus diatasi.
Comments
Post a Comment