Si Kecil sakit perut gara-gara minum es sirop di sekolah? Ada apa, ya?
ES BALOK dibuat dari air mentah! Berita ini pastinya membuat kita khawatir akan kebiasaan jajan anak. Namun, sebuah perusahaan es balok di kawasan Pulo Gadung yang sempat dihubungi Tabloid Nakita menyanggah berita tersebut.
Mereka mengatakan, tidak semua perusahaan es balok menggunakan air mentah. Mereka sendiri memakai air yang sudah melalui sterilisasi. Hanya saja, memang tidak ada yang bisa menjamin kebersihan es balok selama proses pengangkutan dan penyimpanan-nya. Apalagi sebagian es balok dibuat untuk tujuan pengawetan hasil laut dan mendinginkan minuman dalam kemasan. Itulah sebabnya banyak pedagang minuman menggunakan es yang tidak layak konsumsi.
Sebuah penelitian yang dilakukan Fakultas Teknologi Pangan IPB menunjukkan, es balok yang diambil di sekitar kampus IPB Darmaga, Bogor, 10% di antaranya mengandung bakteri E. coli. Bakteri lain yang juga teridentifikasi pada saat pengujian adalah Enterobacter sp, Enterobacter cloacea, Pseudomonas sp., Citrobacter dan Klebsiella. Namun, dari semua bakteri tersebut, keberadaan bakteri E.coli yang patut diwaspadai.
KIAT AMAN
Sebetulnya, bakteri akan mati bila dipanaskan pada suhu 1000C. Karenanya, air yang akan dipakai untuk membuat es sebaiknya direbus dulu hingga mendidih. Teknik lain untuk mematikan bakteri adalah dengan dibekukan hingga 00C. Namun, tak semua bakteri mati dalam suhu 00C. Tak heran kalau sebagian bakteri pada es balok masih mampu bertahan. Lalu saat es tersebut mencair dalam suhu ruang, bakteri yang ada akan kembali berkembang biak.
Kita hendaknya juga memerhatikan mata rantai es balok dari produsen hingga ke konsumen. Umumnya, es balok dibawa tanpa kemasan yang baik, hanya menggunakan karung goni atau malah tidak dikemas sama sekali. Sangat mungkin selama melalui mata rantai dari produsen ke konsumen, es itu tercemar bakteri E. coli.
Amati pula, banyak restoran atau pedagang minuman menyimpan es baloknya di depot kayu atau seng di pinggir jalan. Kebersihannya tentu tak terjamin.
Untuk amannya, sebaiknya pastikan dulu asal es yang akan dikonsumsi. Bila berasal dari air yang layak dikonsumsi dan penyimpanannya terjaga, berarti es tersebut aman. Jika tidak yakin, pilih saja minuman dalam kemasan yang telah didinginkan tanpa perlu dicampur dengan es batu.
MENGENAL E. COLI
Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri yang hidup di dalam usus manusia. Keberadaannya di luar tubuh manusia menjadi indikator sanitasi makanan dan minuman, apakah pernah tercemar oleh kotoran manusia atau tidak. Keberadaan E. coli dalam air atau makanan juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya bibit penyakit (patogen) pada pangan.
Ada beberapa jenis E. coli yang umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1. E. coli Enteropatogenik
Tidak membahayakan pada sebagian orang dewasa tetapi sering kali menyebabkan diare pada bayi. Mungkin ditularkan melalui air yang digunakan untuk mencuci botol. Karenanya, botol susu bayi sebaiknya direbus setelah dicuci untuk mencegah diare.
2. E. coli Enteroinvasif
Cukup membahayakan karena dapat menyebabkan penyakit disentri. Biasanya ditandai dengan tinja yang mengandung darah.
3. E. coli Enterotoksigenik
Banyak menyebabkan diare pada para pelancong (travelers diarrhea). Bakteri ini tidak terlalu membahayakan.
4. E.coli Enterohemoragik
Bakteri yang sangat berbahaya. Dalam penelitian Dewayanti-Hariyadi-et.al, 2001, dinyatakan bakteri ini hidup dalam daging giling mentah. Peneliti lain juga menemukannya pada air limbah rumah potong ayam.
Mereka mengatakan, tidak semua perusahaan es balok menggunakan air mentah. Mereka sendiri memakai air yang sudah melalui sterilisasi. Hanya saja, memang tidak ada yang bisa menjamin kebersihan es balok selama proses pengangkutan dan penyimpanan-nya. Apalagi sebagian es balok dibuat untuk tujuan pengawetan hasil laut dan mendinginkan minuman dalam kemasan. Itulah sebabnya banyak pedagang minuman menggunakan es yang tidak layak konsumsi.
Sebuah penelitian yang dilakukan Fakultas Teknologi Pangan IPB menunjukkan, es balok yang diambil di sekitar kampus IPB Darmaga, Bogor, 10% di antaranya mengandung bakteri E. coli. Bakteri lain yang juga teridentifikasi pada saat pengujian adalah Enterobacter sp, Enterobacter cloacea, Pseudomonas sp., Citrobacter dan Klebsiella. Namun, dari semua bakteri tersebut, keberadaan bakteri E.coli yang patut diwaspadai.
KIAT AMAN
Sebetulnya, bakteri akan mati bila dipanaskan pada suhu 1000C. Karenanya, air yang akan dipakai untuk membuat es sebaiknya direbus dulu hingga mendidih. Teknik lain untuk mematikan bakteri adalah dengan dibekukan hingga 00C. Namun, tak semua bakteri mati dalam suhu 00C. Tak heran kalau sebagian bakteri pada es balok masih mampu bertahan. Lalu saat es tersebut mencair dalam suhu ruang, bakteri yang ada akan kembali berkembang biak.
Kita hendaknya juga memerhatikan mata rantai es balok dari produsen hingga ke konsumen. Umumnya, es balok dibawa tanpa kemasan yang baik, hanya menggunakan karung goni atau malah tidak dikemas sama sekali. Sangat mungkin selama melalui mata rantai dari produsen ke konsumen, es itu tercemar bakteri E. coli.
Amati pula, banyak restoran atau pedagang minuman menyimpan es baloknya di depot kayu atau seng di pinggir jalan. Kebersihannya tentu tak terjamin.
Untuk amannya, sebaiknya pastikan dulu asal es yang akan dikonsumsi. Bila berasal dari air yang layak dikonsumsi dan penyimpanannya terjaga, berarti es tersebut aman. Jika tidak yakin, pilih saja minuman dalam kemasan yang telah didinginkan tanpa perlu dicampur dengan es batu.
MENGENAL E. COLI
Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri yang hidup di dalam usus manusia. Keberadaannya di luar tubuh manusia menjadi indikator sanitasi makanan dan minuman, apakah pernah tercemar oleh kotoran manusia atau tidak. Keberadaan E. coli dalam air atau makanan juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya bibit penyakit (patogen) pada pangan.
Ada beberapa jenis E. coli yang umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1. E. coli Enteropatogenik
Tidak membahayakan pada sebagian orang dewasa tetapi sering kali menyebabkan diare pada bayi. Mungkin ditularkan melalui air yang digunakan untuk mencuci botol. Karenanya, botol susu bayi sebaiknya direbus setelah dicuci untuk mencegah diare.
2. E. coli Enteroinvasif
Cukup membahayakan karena dapat menyebabkan penyakit disentri. Biasanya ditandai dengan tinja yang mengandung darah.
3. E. coli Enterotoksigenik
Banyak menyebabkan diare pada para pelancong (travelers diarrhea). Bakteri ini tidak terlalu membahayakan.
4. E.coli Enterohemoragik
Bakteri yang sangat berbahaya. Dalam penelitian Dewayanti-Hariyadi-et.al, 2001, dinyatakan bakteri ini hidup dalam daging giling mentah. Peneliti lain juga menemukannya pada air limbah rumah potong ayam.
Comments
Post a Comment