Kita mengetahui bahwa stress dapat mempengaruhi jantung dan otak, tetapi penelitian terakhir menunjukkan bahwa stress dapat merusak gigi dan gusi sebagaimana merusak organ penting lainnya.
Pakar mengatakan, stres juga mempengaruhi keadaan mulut, gusi dan gigi. Ketika seseorang terkena masalah, tekanan yang mereka hadapi menyebabkan mereka membuat luka dalam mulut, sebagian lagi dapat mengertakkan gigi mereka sehingga menimbulkan penyakit gusi. Dr. Rajeev Sharma (dokter gigi) adalah pencetus opini bahwa stress berhubungan dengan penyaki gusi dan dapat memicu kerusakan tulang pada dagu karena kelainan gigi.
Gemeretak atau beradunya gigi-geligi, yang terjadi tanpa sengaja dan terutama timbul disaat tidur (bruxism) dapat menyebabkan ausnya gigi, kelelahan gusi, dan sakit kepala. Tehnik relaksasi seperti meditasi dan penggunaan alat bantu dapat membantu terapi untuk keadaan seperti ini. Hasil dari terapi menunjukkan perbaikan yang optimal.
Seringkali, ketika kita stress, ktia mungkin sekuat tenaga berkumur atau menyikat gigi. Memang gigi menjadi bersih, namun caranya salah. Cara ideal adalah melawan stres adalah dengan olahraga, yang akan meningkatkan mood dan membantu energi pada tubuh.
Perlu diperhatikan juga untuk menjaga kebersihan gigi dua kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride. Hal lain yang juga penting adalah mengunjungi dokter gigi secara berkala untuk melakukan pemeriksaan rutin. Konsumsi dari makanan sehat adalah keharusan untuk memicu kesehatan gigi.
Sumber- Medindia
Comments
Post a Comment