Inilah kecanggihan teknologi. Untuk memudahkan tuna netra, ponsel canggih memungkinkan seseorang mengirim SMS dan mewaspadai lalu lintas tanpa mengetik keyboard.
Sumit Dagar, produsen film dan desainer program interaktif, sebelumnya merasa khawatir bahwa teknologi baru akan menempatkan masyarakat yang menderita kelainan fungsi tubuh menderita kerugian besar.
Oleh karena itu, kelompok advokasi bagi tuna netra mengajukan petisi kepada Kementerian Kehakiman AS untuk menyelidiki apakah penggunaan aplikasi Google memberikan diskriminasi.
Selain itu, Dagar merancang sebuah ponsel Braile bagi tuna netra yang dilengkapi fitur interaktif, panel layar sensitif dengan sentuhan sehingga bisa memunculkan SMS, video, peta maupun informasi lain dengan garis dan bulatan, seperti huruf braile.
Ponsel yang dipresentasikan di TED Conference 2011 itu menawarkan layar sentuh yang khas. Jika tampilan piksel smartphone berbentuk warna, maka ponsel Dagar mengartikan piksel ke dalam komposisi bentuk. Karenanya, SMS yang muncul akan diubah ke dalam tulisan braile di layar.
"Coding bukanlah tantangan teknis. Menciptakan permukaan itu sendiri yang menjadi masalah hardware. Bagi kami, peneliti harus bekerja pada sistem material,” kata Dagar.
"Ada ketertarikan yang besar untuk ponsel Braile dari para keluarga tuna netra. Ponsel ini benar-benar memberikan kekuatan super dan mengubah dunia," ujar Dagar lagi.
Comments
Post a Comment