Setiap orang seharusnya memiliki sidik jari yang bisa menjadi lambang identitasnya. Tapi beberapa orang diketahui tidak memiliki sidik jari. Apa penyebabnya?
Para ilmuwan percaya bahwa orang-orang yang diketahui tidak memiliki sidik jari disebabkan oleh adanya cacat genetik yang langka. Sidik jari merupakan perwujudan dari bahasa rahim yang terbentuk sejak janin berusia 6 bulan. Saat usia tersebut janin sudah punya ciri khas di ujung jarinya.
Peneliti mengungkapkan hampir tidak ada yang mengetahui dengan pasti bagaimana gen berfungsi di dalam kulit. Tapi biasanya jari ditutupi oleh gunungan yang disebut dengan dermatoglyphs yang sepenuhnya terbentuk sebelum bayi lahir.
Seseorang yang didiagnosa dengan kondisi hanya memiliki atau tidak punya sidik jari sama sekali dikenal dengan nama adermatoglyphia. Kondisi ini lebih populer dengan sebutan'Immigration delay disease', karena nantinya orang tersebut akan mengalami masalah saat harus melewat bandara.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Human Genetics menganalisis 1 keluarga di Swiss yang sebagian besar diantaranya tidak memiliki sidik jari. Tapi melalui analisis DNA dari keluarga tersebut peneliti mengidentifikasi adanya pengaruh dari gen SMARCAD1.
Dalam studi lain yang dilakukan peneliti dari Tel Aviv Sourasky Medical Center di Israel menganalisa kode genetik dari 16 anggota keluarga yang mana 7 diantaranya memiliki sidik jari sementara 9 orang lainnya tidak memiliki sidik jari.
Peneliti menemukan adanya versi pendek dari gen SMARCAD1 yang mengalami mutasi pada kulit anggota keluarga yang tidak memiliki sidik jari.
"Temuan kami menunjukkan bahwa adanya keterlibatan dari gen SMARCAD1 dalam pengaturan pembentukan sidik jari," ujar peneliti utama Profesor Eli Sprecher, seperti dikutip dari BBCNews, Jumat (5/8/2011).
Prof Sprecher menuturkan saat ini hanya sedikit hal yang diketahui mengenai fungsi dari SMARCAD1, tapi kemungkinan mutasi yang terjadi pada gen tersebut mempengaruhi pembentukan sidik jari seseorang.
Umumnya pola yang ditemukan dari sidik jari ini dibagi menjadi dua karakteristik yaitu akhir punggungan dan bifurkasi. Hal ini karena urutan akhir punggungan dan karakter bifurkasi berbeda di setiap sidik jari. Karakteristik ini juga bisa dihubungkan dengan peta genetik terhadap kecenderungan penyakit tertentu.
Comments
Post a Comment