Rakyat Libya kini terpecah dalam mengenang sosok Moammar Khadafi, sebagai pemimpin atau diktator. Terlepas dari perdebatan itu, seorang desainer asal Libya punya cara sendiri mengenang sosok nyentrik itu.
Nizar Naser al-Dien, seorang desainer mengumpulkan peluru-peluru bekas operasi militer penggulingan Khadafi. Di tangannya, peluru-peluru ini menjadi karya seni.
Satu per satu peluru disatukan. Di beberapa simpul, Nizar memadukan peluru dengan manik-manik hingga menjadi hiasan gaun yang cantik.
Hiasan ini kemudian dia kenakan ke menakin, patung peraga lengkap dengan kain kerudung yang menutup kepala menakin.
Khadafi adalah pemimpin yang hidup di dua titik ekstrim. Kemewahan berlimpah ruah di satu sisi dan ketakutan yang luar biasa pada sisi yang lain. Harta berlimpah dan hidup mewah juga dinikmati oleh anak-anak dan orang-orang di sekitar kekuasaan selama 42 tahun Khadafi berkuasa. Ada anaknya yang melimpahi pacar, seoang model Inggris, dengan berlian dan perhiasan rupa-rupa bentuk.
Sejak tahun 1973, negerinya dikurung oleh dunia. Namun, Khadafi tetap kokoh. Ia sering tampil dengan jubah khasnya. Berpeci dan berkaca mata hitam. Tak jarang dia tampil dengan seragam militer lengkap dengan segala atribut. Namun, kejayaan itu mulai runtuh sejak Februari 2011. Rakyatnya terpecah. Sebagian dari mereka mulai berani menyebutnya sebagai diktator.
Perlawanan terhadap Khadafi itu terus berlanjut. Hingga pada akhirnya Khadafi tewas tertembak di Sirte, Kamis 20 Oktober 2011.
Berikut gambar-gambarnya:
Comments
Post a Comment