Kombinasi antara perkembangan teknologi, media sosial, dan tekanan dari teman (peer pressure) telah mengakibatkan sebuah adiksi terhadap internet. Para remaja yang terpaku kepada perangkat yang memiliki koneksi internet, seperti komputer dan ponsel, bukan pemandangan baru lagi. Namun, yang menarik adalah hasil penelitian di Amerika Serikat mengenai pengaruh yang dimunculkan dari penghentian penggunaan teknologi pada remaja.
Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti di Universitas Maryland ini menggunakan objek dengan rentang usia 17 hingga 23 tahun dan berasal dari 10 negara yang berbeda. Dalam penelitian ini, objek yang terdiri dari 150 mahasiswa tersebut tidak diperbolehkan menggunakan ponsel, media sosial, internet, dan televisi selama 24 jam. Respon yang didapatkan peneliti dari perlakuan ini ternyata tidak berbeda jauh dari respon yang biasa ditunjukkan oleh para junkie yang berhenti mengonsumsi narkoba.
Para peneliti menemukan 21% objek yang merasakan keuntungan berada jauh dari teknologi dan internet. Namun, 79% lainnya menunjukkan reaksi negatif, seperti stres yang berlebihan, kebingungan, dan perasaan terisolasi dari kehidupan sosial. Sekitar 20% di antaranya mengatakan bahwa hasrat menggunakan perangkat elektronik dan media sosial muncul, bagaikan seorang pecandu yang mendambakan kokain. Sekitar 11% mengatakan bahwa mereka kebingungan atau merasa seperti pecundang. Sekitar 19% melaporkan perasaan stres yang berlebihan dan 11% lainnya merasa terisolasi.
Susan Moeller, kepala pelaksana penelitian ini, mengatakan bahwa teknologi telah menyuguhkan berbagai macam media sosial kepada para remaja yang menghabiskan kesehariannya secara online. Beberapa remaja ingin mengistirahatkan diri dari dunia teknologi untuk sementara, tetapi takut dikucilkan oleh teman-temannya. Satu hal yang perlu diingat adalah ketergantungan terhadap teknologi ini tidak hanya terjadi kepada remaja, tetapi dapat terjadi kepada semua pengguna teknologi.
Comments
Post a Comment